Promosi ke Liga 1 Indonesia menjadi momen penting dalam sejarah klub sepak bola nasional. Musim 2025/26 menghadirkan tiga klub yang sukses naik dari Liga 2: Bhayangkara Presisi Lampung FC, PSIM Yogyakarta, dan Persijap Jepara. Masing-masing membawa semangat, strategi, dan sejarah unik dalam menghadapi tantangan di kasta tertinggi. Informasi klasemen terbaru dapat dilihat di https://klasemenliga1.id/.

1. Bhayangkara Presisi Lampung FC
Bhayangkara FC berganti nama menjadi Bhayangkara Presisi Lampung FC setelah resmi pindah ke Lampung. Klub yang awalnya berbasis di Jakarta dan berafiliasi dengan Polri ini kini membawa misi membangkitkan gairah sepak bola lokal.
Promosi dipastikan pada 12 Februari 2025 usai hasil imbang tanpa gol melawan Persijap dalam championship round Liga 2. Klub ini menempati peringkat atas klasemen grup dan memiliki rekor pertahanan terbaik sepanjang fase tersebut.
Bhayangkara telah memiliki infrastruktur pelatihan yang baik, termasuk fasilitas kebugaran dan pusat data analitik pertandingan. Mereka juga dikenal disiplin secara finansial dengan laporan keuangan yang transparan, memperlihatkan kesiapan organisasi secara struktural.
Skuad Bhayangkara diisi pemain berpengalaman Liga 1, menjadikannya unggul dalam kedalaman tim. Beberapa nama seperti Alsan Sanda, Anderson Salles, dan Ezechiel N’Douassel pernah mencicipi panasnya persaingan di kasta tertinggi.
Selain itu, dukungan institusi dan manajemen profesional memberi peluang kuat bersaing di Liga 1 musim depan. Perpindahan markas ke Lampung juga memberi peluang ekspansi fanbase dan peningkatan daya tarik sponsor lokal.
2. PSIM Yogyakarta
PSIM Yogyakarta promosi ke Liga 1 pada 17 Februari 2025 setelah menang 2-1 atas PSPS Pekanbaru. PSIM juga keluar sebagai juara Liga 2 2025, menambah gelar kedua setelah 2005.
Sebagai klub pendiri PSSI yang berdiri sejak 1929, PSIM memiliki warisan sejarah kuat. Klub ini mewakili kebanggaan Tanah Mataram dan menyimpan loyalitas massa suporter yang militan: Brajamusti dan The Maident.
Selama Liga 2 2025, PSIM tampil konsisten di fase grup hingga babak championship. Mereka menonjol dalam transisi serangan cepat dan memiliki kedalaman taktik yang disesuaikan dengan karakter lawan.
Kehadiran pemain muda seperti Rendy Juliansyah serta pemain senior semacam Fadil Sausu menunjukkan kombinasi regenerasi dan pengalaman. Tim pelatih pun dipimpin oleh pelatih berlisensi AFC Pro yang memahami dinamika Liga 1.
Suporter fanatik memberi keunggulan atmosfer di Mandala Krida. Dengan dukungan 20 ribu lebih penonton setiap laga kandang, PSIM berpotensi memberi tekanan psikologis kepada tim tamu.
3. Persijap Jepara
Persijap Jepara promosi ke Liga 1 setelah menang di laga play-off melawan PSPS. Klub ini terakhir bermain di kasta tertinggi pada pertengahan 2010-an dan mengalami masa sulit di Liga 3 sebelum bangkit.
Persijap dikenal dengan pembinaan pemain muda dan fanatisme di Stadion Gelora Bumi Kartini. Beberapa alumni akademi klub kini bermain di Liga 1 dan Liga 2, menandakan keberhasilan sistem pengembangan bakat.
Musim ini, Persijap tampil mengejutkan di babak play-off. Mereka memperlihatkan pertahanan disiplin serta produktivitas serangan dari skema bola mati. Kemenangan atas PSPS menjadi simbol kebangkitan klub asal Jepara.
Pelatih kepala Persijap dikenal gemar memainkan taktik pragmatis namun fleksibel, cocok menghadapi tekanan berat Liga 1. Dukungan publik Jepara juga membangkitkan semangat juang tim meski dari sisi finansial belum sekuat dua klub promosi lainnya.
Siapa Paling Siap di Liga 1?
Kesiapan klub promosi Liga 1 2025 dinilai dari aspek manajemen, teknis, suporter, dan keberlanjutan jangka panjang:
- Bhayangkara Presisi Lampung unggul secara struktural, logistik, dan pengalaman pemain Liga 1.
- PSIM Yogyakarta menonjol dalam aspek historis, dukungan suporter, dan kestabilan tim.
- Persijap Jepara membawa semangat lokal, kejutan taktik, dan regenerasi pemain muda.
Dari sisi anggaran operasional dan struktur manajemen, Bhayangkara Presisi Lampung berada di atas kertas. Namun, PSIM punya semangat kolektif dan daya tarik sebagai klub tradisional yang disegani.
Persijap mungkin jadi underdog, tetapi berpotensi menciptakan gangguan besar jika mampu memaksimalkan momentum awal musim. Situasi promosi dan degradasi Liga 1 musim depan akan sangat dipengaruhi konsistensi, bukan sekadar pengalaman.
Musim 2025/26 akan menjadi panggung penting bagi Bhayangkara Presisi Lampung, PSIM Yogyakarta, dan Persijap Jepara. Ketiganya membawa kombinasi semangat baru, sejarah panjang, dan ambisi tinggi. Persaingan di kasta tertinggi menuntut lebih dari sekadar promosi—dibutuhkan konsistensi, adaptasi, dan keberanian bertransformasi.
Apakah Bhayangkara kembali menjadi kekuatan elit? Mampukah PSIM membuktikan bahwa klub sejarah masih relevan? Atau justru Persijap menjadi kejutan musim ini? Jawaban akan ditentukan sepanjang 34 pekan mendatang.