Bos AdaKami dan Kiprahnya dalam Diplomasi Ekonomi Global

Irwin Andriyanto

Indonesia tengah menjadi sorotan dunia internasional setelah perwakilan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) RI tampil menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pusat investasi global. Dalam forum World Chamber Congress 2025 yang digelar di Melbourne, Australia, Bos AdaKami, Bernardino Moningka Vega, memaparkan arah strategis pembangunan ekonomi nasional yang berlandaskan pada tiga pilar utama: ketahanan ekonomi, transformasi digital, serta kemitraan strategis dan infrastruktur.

Nama Bos AdaKami sebelumnya dikenal luas di dunia fintech melalui perannya dalam membangun platform pinjaman digital yang berfokus pada inklusi keuangan. Namun, kiprahnya kini melampaui industri tersebut. Sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Luar Negeri, ia aktif mendorong diplomasi ekonomi lintas negara dan memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi yang menarik di tengah kompetisi global.

Data terkini dari Kadin menunjukkan peningkatan signifikan pada investasi asing langsung ke Indonesia, terutama dari Australia. Pada 2023, nilai investasi Australia ke Indonesia tercatat mencapai USD 545,2 juta, naik hampir dua kali lipat dibanding periode sebelumnya. Capaian ini menjadi bukti konkret dari peran aktif Kadin dalam membangun sinergi ekonomi lintas negara, di mana Bos AdaKami berperan sebagai figur strategis di balik layar kebijakan.

Perubahan Lanskap Ekonomi Global dan Tantangan Indonesia

Perubahan lanskap ekonomi global beberapa tahun terakhir membawa tantangan tersendiri bagi negara berkembang seperti Indonesia. Pergeseran rantai pasok global, transisi energi hijau, serta percepatan digitalisasi menjadi faktor yang menuntut adaptasi cepat dari sektor publik maupun swasta.

Dalam konteks ini, kehadiran figur seperti Bos AdaKami memiliki arti penting. Pengalaman panjangnya di industri digital memberinya perspektif unik dalam memahami hubungan antara teknologi, inklusi finansial, dan diplomasi ekonomi.

Bos AdaKami Bernardino Moningka Vega berbicara dalam forum ekonomi global Kadin di Melbourne 2025
Bos AdaKami Bernardino Moningka Vega berbicara dalam forum ekonomi global Kadin di Melbourne 2025

Sebagai bagian dari Kadin, ia mendorong paradigma baru bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada kolaborasi lintas sektor dan negara. Melalui kerja sama strategis, Indonesia berupaya menegaskan dirinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Asia Tenggara.

Tiga Pilar Daya Tarik Investasi Indonesia

Dalam pidato yang disampaikan di forum ekonomi dunia tersebut, Bos AdaKami menjelaskan bahwa daya tarik Indonesia di mata investor global berakar pada tiga pilar utama yang disebut Triangle of Strength. Ketiga pilar ini menjadi landasan strategi Kadin dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai magnet investasi internasional.

1. Ketahanan Ekonomi dan Stabilitas Nasional

Ketahanan ekonomi menjadi pilar pertama yang menopang daya tarik Indonesia di mata dunia. Dalam kondisi geopolitik yang tidak menentu, kemampuan Indonesia menjaga stabilitas makroekonomi menjadi nilai tambah tersendiri.

Pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil di kisaran 5 persen per tahun menunjukkan keandalan kebijakan fiskal dan moneter. Selain itu, konsumsi domestik yang kuat menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial bagi berbagai sektor investasi, mulai dari infrastruktur, energi, hingga manufaktur.

Lebih jauh, Bos AdaKami menyoroti pentingnya penguatan rantai pasok nasional agar mampu menghadapi tekanan global. Menurutnya, stabilitas ekonomi tidak cukup hanya dilihat dari angka pertumbuhan, tetapi juga dari ketahanan struktur industri dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan global.

2. Transformasi Digital Sebagai Motor Inovasi

Pilar kedua adalah transformasi digital. Indonesia kini berada pada fase penting di mana digitalisasi menjadi kunci efisiensi dan transparansi ekonomi. Sebagai pelaku di industri teknologi finansial, Bos AdaKami memiliki pemahaman mendalam mengenai dampak transformasi digital terhadap struktur ekonomi nasional.

Transformasi digital tidak hanya mencakup sektor keuangan, tetapi juga logistik, energi, dan industri kreatif. Dengan adanya Digital Roadmap nasional, Indonesia menargetkan peningkatan kontribusi ekonomi digital hingga lebih dari 18 persen terhadap PDB pada 2030.

Bos AdaKami menegaskan bahwa transformasi digital harus inklusif dan melibatkan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Dengan demikian, digitalisasi bukan hanya mempercepat pertumbuhan, tetapi juga membuka akses ekonomi bagi lebih banyak pelaku usaha di daerah.

3. Kemitraan Strategis dan Pembangunan Infrastruktur

Pilar ketiga berfokus pada kemitraan strategis dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Melalui berbagai forum internasional, Bos AdaKami berupaya memperkuat jejaring kerja sama antara Indonesia dan mitra global, termasuk Australia, Jepang, dan Uni Eropa.

Salah satu contoh nyata dari kemitraan ini adalah IA-CEPA (Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement). Sejak diberlakukan, perjanjian tersebut berhasil meningkatkan nilai perdagangan dua arah hingga dua kali lipat. Selain itu, berbagai sektor seperti energi hijau, logistik, pertambangan, dan kesehatan kini menjadi prioritas investasi bilateral.

Kemitraan strategis tidak hanya berdampak pada aliran modal, tetapi juga pada transfer teknologi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Bagi Bos AdaKami, aspek ini merupakan investasi jangka panjang yang lebih berharga dibanding sekadar keuntungan finansial.

Dari Fintech ke Diplomasi Ekonomi: Evolusi Peran Bos AdaKami

Keterlibatan Bos AdaKami dalam diplomasi ekonomi menunjukkan evolusi peran pelaku industri di Indonesia. Dari seorang inovator fintech yang berfokus pada akses keuangan digital, kini ia menjadi penggerak utama dalam membangun citra Indonesia di panggung ekonomi global.

1. Pengalaman di Fintech Sebagai Modal Strategis

Sebagai pemimpin di sektor teknologi keuangan, Bos AdaKami memahami bagaimana data, sistem, dan efisiensi bisa mengubah struktur industri. Pengalaman ini menjadi bekal berharga saat ia berperan di Kadin, di mana digitalisasi menjadi salah satu agenda utama untuk mendorong investasi global.

2. Mendorong Kolaborasi Antarnegara

Dalam posisinya di Kadin, ia mengedepankan pendekatan kolaboratif antara pelaku usaha, pemerintah, dan mitra luar negeri. Pendekatan ini terlihat dalam berbagai agenda internasional seperti Australia–Indonesia Investment Promotion Roadshow yang diikuti oleh 39 delegasi dari 27 perusahaan dan lembaga investasi besar.

3. Menyelaraskan Visi Ekonomi Nasional dan Global

Bos AdaKami memandang bahwa diplomasi ekonomi harus memiliki arah yang selaras dengan visi pembangunan nasional. Fokus pada keberlanjutan, inovasi, dan pemberdayaan menjadi kunci agar Indonesia tidak hanya menjadi penerima investasi, tetapi juga pemain aktif dalam rantai ekonomi dunia.

Peran Kadin dalam Menjaga Ekosistem Investasi

Kadin Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan ekosistem investasi yang sehat. Sebagai organisasi yang mewakili pelaku usaha, Kadin menjadi penghubung antara dunia bisnis dan pemerintah. Dalam konteks ini, Bos AdaKami berperan memastikan bahwa kerja sama investasi benar-benar menciptakan nilai tambah bagi ekonomi nasional.

1. Fokus pada Sektor Prioritas

Di bawah kepemimpinan Kadin, fokus investasi diarahkan pada sektor prioritas seperti infrastruktur, energi baru terbarukan, logistik, dan teknologi. Sektor-sektor ini dianggap memiliki daya ungkit tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

2. Penguatan UMKM dan Transfer Teknologi

Selain sektor besar, perhatian juga diberikan pada penguatan UMKM agar mampu berperan dalam rantai pasok global. Melalui kerja sama dengan investor asing, Kadin berupaya mendorong transfer teknologi dan peningkatan kualitas SDM lokal.

3. Menjaga Iklim Investasi yang Transparan

Bos AdaKami menekankan pentingnya tata kelola yang transparan dalam setiap kerja sama investasi. Transparansi dan kepastian hukum menjadi faktor penentu dalam menjaga kepercayaan investor global terhadap Indonesia.

Investasi untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Investasi yang berkelanjutan menjadi salah satu isu utama dalam setiap forum ekonomi global. Dalam pandangan Bos AdaKami, pembangunan ekonomi yang ideal adalah yang mampu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan, keberlanjutan, dan inklusivitas sosial.

1. Transisi Hijau dan Energi Terbarukan

Transisi menuju energi hijau menjadi salah satu prioritas investasi Indonesia. Dengan potensi sumber daya alam yang besar, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama dalam rantai pasok energi bersih dunia.

2. Pemberdayaan Generasi Muda dan Inovasi Digital

Generasi muda Indonesia memiliki peran penting dalam mendorong inovasi. Melalui berbagai program pelatihan dan inkubasi bisnis, Kadin berupaya memastikan agar sumber daya manusia Indonesia siap menghadapi transformasi industri berbasis teknologi.

3. Konektivitas Regional dan Logistik Nasional

Peningkatan konektivitas antarwilayah juga menjadi fokus utama pembangunan infrastruktur. Dengan memperkuat jalur logistik, Indonesia dapat menekan biaya distribusi dan meningkatkan daya saing ekspor nasional.

Figur Bos AdaKami dan Wajah Baru Diplomasi Bisnis Indonesia

Perjalanan Bos AdaKami dari fintech menuju panggung diplomasi global mencerminkan wajah baru kepemimpinan bisnis Indonesia. Ia menjadi contoh bagaimana pelaku industri dapat berperan lebih luas dalam memperkuat fondasi ekonomi nasional.

1. Sinergi Bisnis dan Kebijakan Ekonomi

Kiprahnya menunjukkan pentingnya sinergi antara sektor bisnis dan kebijakan publik. Dunia usaha bukan hanya penerima manfaat kebijakan, melainkan juga mitra strategis dalam merancang arah pembangunan ekonomi jangka panjang.

2. Transformasi Peran Pelaku Industri

Transformasi peran pelaku industri ini memperlihatkan bahwa batas antara dunia bisnis dan diplomasi ekonomi semakin kabur. Figur seperti Bos AdaKami menjadi penghubung antara inovasi dan kebijakan ekonomi yang berdampak nyata.

3. Relevansi bagi Generasi Pelaku Usaha Baru

Bagi generasi pelaku usaha baru, kiprah Bos AdaKami menjadi inspirasi untuk berkontribusi lebih luas di luar batas sektor industri masing-masing. Kontribusi pada diplomasi ekonomi dan kolaborasi global menjadi langkah nyata membangun ekonomi nasional yang adaptif dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Kiprah Bos AdaKami, Bernardino Moningka Vega, membuktikan bahwa kepemimpinan visioner mampu menembus batas industri. Dari dunia fintech menuju diplomasi ekonomi global, perannya di Kadin menjadi bukti nyata bahwa sektor swasta dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional yang berdampak luas.

Dengan mengusung tiga pilar utama (ketahanan ekonomi, transformasi digital, serta kemitraan strategis dan infrastruktur) Indonesia kini berdiri di posisi yang semakin kuat dalam peta investasi global. Peran figur seperti Bos AdaKami menjadi representasi nyata dari semangat kolaborasi, inovasi, dan komitmen terhadap kemajuan ekonomi bangsa.

Irwin Andriyanto

Blogger Personal di Masirwin.com dan SEO Consultant SEOXpert.id yang senang menulis seputar digital marketing, bisnis, gadget, dan teknologi. Lulusan Teknik Informatika (Universitas Serang Raya) dan Magister Manajemen Pemasaran (Universitas Esa Unggul), Saya mencoba menjelaskan hal kompleks dengan cara yang sederhana dan relevan.

Related Post

Tinggalkan komentar