Kesehatan gigi dan mulut sering kali dianggap sepele, padahal dampaknya bisa memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Menurut World Health Organization (WHO), lebih dari 3,5 miliar orang di dunia mengalami masalah kesehatan gigi, seperti gigi berlubang dan penyakit gusi. Namun, masih banyak orang yang hanya mengunjungi dokter gigi saat mengalami nyeri atau masalah serius (sumber www.wyomingbookfestival.org).
Di sisi lain, ada anggapan bahwa terlalu sering pergi ke dokter gigi justru berisiko merusak gigi. Lalu, mana yang benar? Artikel ini akan membahas berbagai mitos dan fakta tentang frekuensi ideal kunjungan ke dokter gigi berdasarkan data dan rekomendasi para ahli.
Mitos vs Fakta: Seberapa Sering Harus Periksa ke Dokter Gigi?

Banyak mitos berkembang tentang seberapa sering seseorang harus ke dokter gigi. Beberapa orang percaya bahwa perawatan gigi hanya diperlukan saat ada keluhan, sementara yang lain berpikir bahwa kunjungan rutin tidak terlalu penting. Mari kita bedah satu per satu.
1. Mitos: Pergi ke Dokter Gigi Hanya Saat Sakit Gigi
Fakta: Menunggu hingga sakit gigi baru pergi ke dokter adalah kesalahan besar. Menurut American Dental Association (ADA), pemeriksaan rutin dapat mencegah masalah serius sebelum menjadi lebih parah. Banyak masalah gigi, seperti gigi berlubang atau infeksi gusi, tidak menimbulkan gejala awal yang jelas.
2. Mitos: Mengunjungi Dokter Gigi Setahun Sekali Sudah Cukup
Fakta: Frekuensi ideal tergantung pada kondisi gigi dan kesehatan mulut seseorang. National Health Service (NHS) di Inggris merekomendasikan kunjungan setiap enam bulan sekali untuk pemeriksaan dan pembersihan plak. Namun, individu dengan risiko tinggi, seperti penderita diabetes atau perokok, mungkin perlu lebih sering.
3. Mitos: Pembersihan Gigi Profesional Bisa Merusak Email Gigi
Fakta: Pembersihan gigi yang dilakukan oleh profesional tidak akan merusak email gigi. Justru, prosedur ini membantu menghilangkan plak dan tartar yang tidak bisa dihilangkan dengan sikat gigi biasa. Jika dibiarkan, tartar dapat menyebabkan radang gusi dan gigi berlubang.
4. Mitos: Gigi yang Tampak Sehat Berarti Tidak Perlu Diperiksa
Fakta: Gigi yang terlihat sehat tidak selalu bebas dari masalah. Banyak kondisi, seperti infeksi akar gigi atau gigi berlubang di area yang tidak terlihat, hanya bisa terdeteksi dengan pemeriksaan dokter gigi dan rontgen gigi.
5. Mitos: Anak-Anak Tidak Perlu Periksa Gigi Terlalu Dini
Fakta: American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) menyarankan agar anak-anak mulai diperiksa giginya sejak gigi pertama tumbuh atau paling lambat pada usia satu tahun. Deteksi dini membantu mencegah kerusakan gigi pada masa pertumbuhan.
Berapa Kali Harus ke Dokter Gigi? Ini Rekomendasinya
Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda dalam perawatan gigi, tetapi secara umum:
- Orang dengan gigi sehat: Setidaknya dua kali setahun untuk pemeriksaan dan pembersihan rutin.
- Orang dengan risiko tinggi (misalnya penderita diabetes, perokok, atau memiliki riwayat penyakit gusi): Bisa lebih sering, yaitu setiap tiga hingga empat bulan.
- Anak-anak: Sebaiknya mulai diperiksa sejak usia satu tahun dan rutin setiap enam bulan sekali.
- Lansia: Perlu lebih sering diperiksa karena gigi dan gusi cenderung lebih rentan terhadap infeksi dan kehilangan gigi.
Manfaat Rutin ke Dokter Gigi
Selain mencegah masalah gigi, kunjungan rutin juga memiliki manfaat lain:
- Deteksi Dini Penyakit Mulut
Banyak penyakit serius, seperti kanker mulut, dapat terdeteksi lebih awal melalui pemeriksaan rutin. - Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Penelitian menunjukkan bahwa infeksi gusi yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena bakteri dari mulut bisa masuk ke aliran darah. - Mencegah Bau Mulut
Pembersihan rutin membantu menghilangkan plak dan tartar yang bisa menyebabkan bau mulut tidak sedap. - Menghemat Biaya di Masa Depan
Pencegahan selalu lebih murah daripada pengobatan. Menunda perawatan bisa menyebabkan masalah yang lebih parah dan biaya yang lebih tinggi.
Mengunjungi dokter gigi bukan hanya soal mengatasi nyeri gigi, tetapi juga bagian dari menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Mitos yang menyatakan bahwa kunjungan hanya diperlukan saat sakit bisa berisiko membuat masalah gigi berkembang lebih parah. Berdasarkan rekomendasi para ahli, pemeriksaan gigi minimal dua kali setahun adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.